Just Sharing...
Isinya bagus dan memiliki message agar kita bisa
beramal atau bersedekah sesuai dengan tuntutan Rasul sehingga tidak melulu
memikirkan bisnis secara fisik saja tetapi juga ada unsur spiritualnya yang
berperan disitu, mohon maaf jika kurang berkenan.
Pendapat Joe Vitale, penulis Spiritual Marketing.
Juga pendapat banyak penulis lain yang dari pengalamannya mendapati bahwa
semakin dia rela memberi (bersedekah) semakin banyak apa yang dia sumbangkan
itu kembali kepada dirinya dengan berlipat-lipat.
-
Kalau dia nyumbang uang, maka
(biasanya) akan datang uang.
-
Kalau tenaga, maka akan
kembali banyak bantuan.
-
Kalau ilmu, maka akan kembali
lebih banyak ilmu.
Mereka menemukan
bahwa "to give in order to get" adalah suatu hukum universal.
Berikut ini cara
bersedekah (menyumbang) yang mereka rasakan mampu menggetarkans piritualitas
mereka :
1. Bersedekahlah saat merasa ingin bersedekah,
jangan sampai merasa terpaksa. Bila saat bersedekah kita justru merasa kesal,
maka akan tertanam di bawah sadar bahwa bersedekah itu tidak enak, bahkan
mengesalkan. Mungkin seperti kalau kita bayar parkir kepada preman di pinggir
jalan. Ada perasaan terpaksa, tak berdaya, bahkan dirampok. Bukan karena besar
kecilnya nilai uang, tapi rela tidaknya perasaan saat memberikan sumbangan.
Kalau anda sedang suntuk, tunggu sampai hati lebih riang. Memberi dengan berat hati akan memberi asosiasi
buruk ke alam bawah sadar.
2. Bersedekahlah kepada sesuatu yang disukai
sehingga hati Anda tergetar karenanya. Mungkin suatu ketika Anda ingin
menyumbang yatim piatu, di waktu lain mungkin menyumbang perbaikan jembatan,
mungkin pelestarian satwa yang hampir punah, mungkin disumbangkan untuk modal
usaha bagi seorang pemula.
Intinya adalah Anda sebaiknya
menyedekahkan pada hal yang membuat perasaan Anda tergetar. Setiap orang akan
berbeda. Seringkali seseorang menyumbang ke tempat ibadah, tapi hatinya tidak
sejalan, hanya karena kebiasaan. Menyumbang yang tak bisa dihayati tak akan
menggetarkan kalbu.
3. Bersedekahlah dengan sesuatu yang bernilai
bagi Anda. Kebanyakan wujudnya adalah uang, namun lebih luas lagi adalah benda
yang juga anda suka, pikiran, tenaga, ilmu yang anda suka. Dengan menyumbang
sesuatu yang anda sukai, membuat anda juga merasa berharga karena memberikan sesuatu
yang berharga.
4. Bersedekahlah dalam kuantitas yang terasa oleh
perasaan. Bagaimana rasanya memberi sedekah 25 rupiah? Bagi kebanyakan orang
nilai ini sudah tidak lagi terasa. Untuk seseorang dengan gaji 1 juta, maka 50
ribu akan terasa. Bagi yang perpenghasilan 20 juta, mungkin 1 juta baru terasa.
Setiap orang memiliki kadar kuantitas berbeda agar hatinya tergetar ketika
menyumbang. Nilai 10 persen biasanya menjadi anjuran dalam sedekah (bukan
wajib), mungkin karena sejumlah nilai itulah kita akan merasakan `beratnya'
melepas kenikmatan.
5. Menyumbang anonim
akan memberi dampak lebih kuat. Ini
erat kaitannya dengan ketulusan, walaupun tidak anonim juga tak apa-apa. Dengan
anonim lebih terjamin bahwa kita hanya mengharap balasan dari Tuhan (ikhlas).
6. Bersedekah tanpa pernah mengharap balasan
dari orang yang anda beri. Yakinlah bahwa Tuhan akan membalas, tapi tidak lewat
jalan orang yang anda beri. Pengalaman para pelaku kebanyakan menunjukkan bahwa
balasan datang dari arah yang lain.
7. Bersedekahlah tanpa mengira bentuk balasan
Tuhan atas sedekah itu. Walaupun banyak pengalaman menunjukkan bahwa kalau
bersedekah uang akan dibalas dengan uang yang lebih banyak, namun kita tak
layak mengharap seperti itu. Siapa tahu sedekah itu dibalas Tuhan dengan kesehatan,
keselamatan, rasa tenang, dll, yang nilainya jauh lebih besar dari nilai uang
yang disedekahkan.
Demikian berbagai hal yang berkaitan dengan
prinsip bersedekah. Prinsip-prinsip ini sangat sesuai dengan petunjuk
Rasulullah Muhammad berkaitan dengan sedekah dan keutamaannya. Kalau tak salah,
ada hadits yang menyatakan bahwa tak akan menjadi miskinorang yang bersedekah.
Dijamin.
Selain itu bersedekah juga menghindarkan diri dari
marabahaya. Ada sebuah kisah tentang seorang yang ditunda kematiannya karena
bersedekah. Suatu ketika Rasulullah sedang duduk bersama para sahabat. Lalu
melintaslah seorang yang memanggul kayu bakar. Tiba-tiba Rasulullah berkata
kepada para sahabat, "Orang ini akan meninggal nanti siang."
Sorenya ketika Rasulullah duduk bersama para
sahabat, melintaslah orang tersebut. Maka dipanggillah orang tersebut oleh
rasul dan ditanya, "Aku diberitahu (malaikat) tadi pagi bahwa kamu akan
menemui ajal siang tadi. Tapi kulihat kamu masih segar bugar. Apa yang telah
kamu lakukan?" Kemudian orang itu berkisah bahwa tadi pagi dia membawa
bekal makan siang. Lalu di tengah jalan bekal itu dia sedekahkan kepada orang
yang membutuhkan. Selanjutnya, kata orang itu, saat kayu-kayu bakar diletakkan
tiba-tiba seekor ular hitam keluar dari dalamnya. Rasulullah kemudian
menjelaskan bahwa ular itulah yang sedianya akan mematuk orang tersebut,
namundia berpindah takdir karena sedekahnya menghidarkan dia dari bahaya
tersebut.
Kisah itu menunjukkan keutamaan sedekah yang bisa
menghindarkan diri dari bahaya, sekaligus menujukkan bahwa cara Tuhan membalas
sedekah tidak dalam bentuk dan jalan yang kita sangka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar